Berburu Secangkir Teh “Nasgitel” Sudut Angkringan Yogyakarta

Dalam laman blog pribadi Wednes Aria Yuda di eudea.wordpress.com, diulas bagaimana filosofi Teh “Nasgitel”. Teh “Nasgitel” merupakan akronim dari teh panas, wangi, legi (manis), kentel (kental), yang biasa disajikan oleh masyarakat Yogyakarta (tentu juga masyarakat Jawa pada umumnya). Biasanya teh “nasgitel”  diuji dengan aroma tehnya yang kuat, rasanya yang pekat serta manisnya yang pas dengan gula batu. Teh “Nasgitel” bagi masyarakat Jawa pada umumnya mempunyai falsafah yang menarik. Teh “Nasgitel” itu diibaratkan seperti rasa kehidupan. Selalu ada pahit, kental, wangi, panas, ataupun manis dalam kehidupan. Ketika rasa pahit teh, dicampur dengan manisnya gula akan beroleh senyawa rasa yang mengundang selera.

Tentu untuk membuat teh “Nasgitel” ini tidaklah mudah. Ada saja cara yang dilakukan oleh para pedagang angkringan untuk meramu teh sekaliber “Nasgitel” ini. Biasanya mereka meramu dan meracik campuran atau paduan berbagai macam teh. Campuran dan komposisi itulah yang nantinya akan menguji para pedagang angkringan untuk menyajikan rasa teh yang sungguh-sungguh berkaliber “Nasgitel” ini. Jika Anda menyusuri berbagai angkringan di sudut Yogyakarta, Anda dapat mencari dan menguji seberapa jauh angkringan mampu menyajikan teh dengan cita rasa “Nasgitel” itu. Biasanya angkringan yang mempunyai cita rasa teh yang “Nasgitel” ini akan dibanjiri para pelanggan.

[caption id="attachment_2323" align="aligncenter" width="4608"] Teh nasgitel yang diracik khusus oleh pedagang angkringan, konon katanya hal ini menguji keberhasilah angkringan dalam menyajikan teh nasgitel. (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Mengapa teh “Nasgitel” ini begitu penting bagi masyarakat Yogyakarta? Hal itu karena masyarakat Yogyakarta mempunyai tradisi leluhur mengenai cara minum teh. Dalam laman damniloveindonesia.com,  diulas bahwa tradisi minum teh sudah dikenal di Indonesia dengan tradisi “Patehan” di kalangan Kraton Yogyakarta. Tradisi dimana para abdi dalem Kraton menyajikan minuman teh kepada Sultan Hamengku Buwono yang rutin dilakukan setiap hari pada jam 6 pagi, 11 siang, dan jam 4 sore. Biasanya para abdi dalem mempersiapkan ramuan teh yang “Nasgitel” ini dari Gedhong Patehan. Gedhong Patehan adalah bangunan yang dipergunakan secara khusus untuk meramu dan mempersiapkan minuman teh.

Maka, silahkan coba, Anda berburu di berbagai pelosok sudut Kota Yogyakarta untuk menemukan angkringan yang mampu menyajikan teh dengan cita rasa “Nasgitel” itu. Tentu tidak sembarang angkringan, namun jika Anda menemukannya, pastilah Anda ingin tahu bagaimana rahasia meraciknya. Dan itu biasanya tetap menjadi rahasia, karena itu salah satu ujian untuk menjadi angkringan yang ternama.

Comments

  1. Hi Travel Today,

    I saw you tweeting about wordpress and I thought you might be interested in my new plugin WP Social Traffic PRO.

    You can get 100% FREE Fully AUTOMATED traffic from Facebook to any webite you want!
    Trust me! 100% REAL Visitors on AUTOPILOT...

    See how it works https://goo.gl/UdN3zt



    Keep making great stuff!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts