Berbagai Destinasi Wisata Lewat Film dan Turisme
Geliat film sebenarnya akrab dengan turisme dan tamasya mengasyikan mengenai suatu tempat. Ada banyak film yang menampilkan keindahan tempat-tempat tertentu yang membuat penontonnya ingin berkunjung di lokasi dimana film itu dibuat atau setting yang melatarbelakanginya. Lea Sibbel dalam laman The Sydney Morning Herald, memberikan ulasan menarik, bahwa kadang kita disuguhi keindahan suatu lokasi dari sebuah film. Para penonton kadang terkejut dengan keindahan lokasi atau setting film yang ditontonnya.
Menariknya lagi, melalui film, kadang terselubung promosi wisata bagi daerah dan tujuan wisata tertentu. Misalnya saja, film Game of Throne yang mengambil setting dan latar lokasi di daerah Kroasia, misalnya Dubrovnik, Split, Sibenik dan beberapa lokasi lainnya. Misalnya juga film Harry Potter yang membawa kita mengulik keindahan Britania dengan keindahan King’s Cross Stationnya. Atau juga film The Lord of The Rings dan The Hobbit dengan eksotisme keindahan New Zealand.
[caption id="attachment_2200" align="aligncenter" width="1280"] Panorama Indonesia yang indah dikenal lewat film. (foto: Indie Tips)[/caption]
Tentu film kita, film Indonesia tak kalah, juga mempergunakan keindahan pesona Indonesia dalam film. Misalnya saja, seperti apa yang pernah diurai dalam laman panorama-jtb.com, dari film Pasir Berbisik (Bromo), Denias (Papua), 5 cm (Gunung Semeru), dan Laskar Pelangi (Bangka Belitung). Bahkan yang terbaru, dengan film-film Ada Apa dengan Cinta (AADC) 2 juga mengambil eksotisme wisata di wilayah Yogyakarta.
Jika ditelisik lagi, masih ada banyak film yang mempertontonkan pesona wisata dalam film. Film tentu dapat menjadi promosi yang paling ampuh untuk membawa orang tertarik pada suatu tempat. Film melalui settingnya dapat menjadi sebuah promosi terselubung. Dunia film Indonesia sebenarnya telah lama dan berkutat dengan keindahan-keindahan setting bagi penonton. Film tidak harus film drama, bahkan film aksi pun mampu membawa promosi wisata, misalnya yang pernah ada dalam film Pendekar Tongkat Emas dengan alam Sumbawa yang eksotis. Di Hollywood pun ikon ini sudah melekat dalam francishe film James Bond atau film aksi Fast and Furious.
[caption id="attachment_2201" align="aligncenter" width="673"] Wisata Jogja ikut terangkat lewat suksesnya film AADC2. (foto: liputan6.com)[/caption]
Dalam laman rinascimentodigitale.it, dalam sebuah artikel “Film Induced Tourism", diulas secara singkat bahwa film mempunyai kekuatan untuk menaikkan peringkat destinasi wisata. Bahkan sudah ada banyak penelitian yang memberikan korelasi positif bahwa dari sebuah film, kunjungan wisata menjadi naik. Tentu, kita sudah membuktikannya dengan film-film negeri kita yang mengambil eksotisme wisata tertentu. Ya, ambil saja contoh, dengan AADC 2 yang benar-benar berhasil menaikkan wisata di Gereja Ayam, Punthuk Setumbu, Klinik Kopi, Sate Klatak, Istana Ratu Boko, dan masih beberapa lagi.
Menariknya lagi, melalui film, kadang terselubung promosi wisata bagi daerah dan tujuan wisata tertentu. Misalnya saja, film Game of Throne yang mengambil setting dan latar lokasi di daerah Kroasia, misalnya Dubrovnik, Split, Sibenik dan beberapa lokasi lainnya. Misalnya juga film Harry Potter yang membawa kita mengulik keindahan Britania dengan keindahan King’s Cross Stationnya. Atau juga film The Lord of The Rings dan The Hobbit dengan eksotisme keindahan New Zealand.
[caption id="attachment_2200" align="aligncenter" width="1280"] Panorama Indonesia yang indah dikenal lewat film. (foto: Indie Tips)[/caption]
Tentu film kita, film Indonesia tak kalah, juga mempergunakan keindahan pesona Indonesia dalam film. Misalnya saja, seperti apa yang pernah diurai dalam laman panorama-jtb.com, dari film Pasir Berbisik (Bromo), Denias (Papua), 5 cm (Gunung Semeru), dan Laskar Pelangi (Bangka Belitung). Bahkan yang terbaru, dengan film-film Ada Apa dengan Cinta (AADC) 2 juga mengambil eksotisme wisata di wilayah Yogyakarta.
Jika ditelisik lagi, masih ada banyak film yang mempertontonkan pesona wisata dalam film. Film tentu dapat menjadi promosi yang paling ampuh untuk membawa orang tertarik pada suatu tempat. Film melalui settingnya dapat menjadi sebuah promosi terselubung. Dunia film Indonesia sebenarnya telah lama dan berkutat dengan keindahan-keindahan setting bagi penonton. Film tidak harus film drama, bahkan film aksi pun mampu membawa promosi wisata, misalnya yang pernah ada dalam film Pendekar Tongkat Emas dengan alam Sumbawa yang eksotis. Di Hollywood pun ikon ini sudah melekat dalam francishe film James Bond atau film aksi Fast and Furious.
[caption id="attachment_2201" align="aligncenter" width="673"] Wisata Jogja ikut terangkat lewat suksesnya film AADC2. (foto: liputan6.com)[/caption]
Dalam laman rinascimentodigitale.it, dalam sebuah artikel “Film Induced Tourism", diulas secara singkat bahwa film mempunyai kekuatan untuk menaikkan peringkat destinasi wisata. Bahkan sudah ada banyak penelitian yang memberikan korelasi positif bahwa dari sebuah film, kunjungan wisata menjadi naik. Tentu, kita sudah membuktikannya dengan film-film negeri kita yang mengambil eksotisme wisata tertentu. Ya, ambil saja contoh, dengan AADC 2 yang benar-benar berhasil menaikkan wisata di Gereja Ayam, Punthuk Setumbu, Klinik Kopi, Sate Klatak, Istana Ratu Boko, dan masih beberapa lagi.
Comments
Post a Comment