Menguntit Copet di Museum-Museum Paris
Berhati-hatilah pada copet di Eropa! Ya, mau dibilang apa? Sudah menjadi rahasia umum kalau di beberapa kota besar di Eropa banyak sekali copetnya.
Terutama di kota-kota yang menjadi destinasi utama tujuan para traveller. Seperti Paris, Roma, Milan, Barcelona, Madrid, dan beberapa kota lainnya.
Terutama di kota-kota yang menjadi destinasi utama tujuan para traveller. Seperti Paris, Roma, Milan, Barcelona, Madrid, dan beberapa kota lainnya.
Maka, semua tour guide yang membawa grup wisatawan dari Indonesia ke kota-kota tersebut, selalu mengingatkan agar selalu berhati-hati membawa barang berharga. Menjaga tas dan dompet agar selalu berada di dekapan dan kantong depan.
Itupun saya ingatkan ke teman-teman perjalanan saya kali ini begitu kami tiba di Paris. Namun nasib naas menimpa 1 orang dari 8 orang yang berangkat bersama saya kali ini. Dan kejadian copet tersebut bukan di jalan raya, di toko-toko pusat perbelanjaan ataupun di tempat-tempat keramaian lainnya. Namun copet beraksi di dalam museum yang masuknya harus bayar. Berarti mereka pun berani mengeluarkan uang sebagai modal kerja.
Copet beraksi di museum
Awal kejadian ketika rombongan kami hendak menuju Museum D'Orsay Paris. Di museum ini dipamerkan lukisan-lukisan ternama dunia. Seperti lukisan karya Monet, Van Gogh, Gauguain, Da Vinci, dan banyak lagi.
Sebelumnya kami hendak menuju museum Louvre, tempat lukisan Monalisa berada. Tapi karena ini hari selasa, Louvre tutup. Akhirnya kami menuju D'Orsay. Rombongan kami berjumlah 10 orang dengan 1 orang bayi.
Ketika kami sedang antre di pintu masuk yang sangat panjang dan mengular, seorang teman saya sibuk dengan bayinya yang sedang menangis. Karena ia menggendong bayinya di depan, tasnya diselempangkan ke belakang. Saat akan memindahkan tasnya kembali ke depan, kondisi tas sudah terbuka. Sial! Dompet yang berisi sejumlah uang euro, kartu kredit, dan atm hilang.
Kami segera lapor ke security. Terus terang mereka agak kurang tanggap dan tidak terlalu peduli. Mungkin karena sudah sering terjadi dan itu merasa bukan tanggung jawab mereka.
Akhirnya kita datang ke pos polisi terdekat dan membuat laporan serta menjelaskan kronologisnya. Polisi menerima laporan kami dan memberi surat keterangan kecopetan. Beruntung pakai Travel Insurance, sehingga nanti saat pulang bisa diklaim dan kemungkinan besar akan diganti.
Gerak-gerik copet bisa dicermati
Sejak itu kami jadi lebih berhati-hati dan lebih waspada. Ketika sampai di dalam kami memperhatikan gerak-gerik semua pengunjung yang mencurigakan.
Sebenarnya kalau kita teliti, gerak-gerik mereka bisa kita tandai. Mereka rata-rata berkomplot yang terdiri dari dua orang atau lebih. Baik berpasangan maupun grup lelaki atau perempuan. Pakaian mereka perlente dan tidak bisa dibedakan dengan pengunjung lainnya. Cuma perhatikan saja matanya. Mereka tidak fokus sama apa yang dipamerkan di museum tapi justru fokus dengan pengunjung yang datang.
Mereka mengincar orang-orang yang lengah. Orang yang sibuk dengan barang bawaannya yang banyak atau terlalu asyik dan fokus melihat pameran namun lupa dengan barang sendiri. Yang teledor menaruh tas bawaan sembarangan. Yang tasnya gampang dibuka dan ditaruh di belakang. Atau cowok yang kantongnya sempit dan dompetnya gampang ditarik.
Saya memperhatikan gerak-gerik mereka ketika di Museum D'Orsay hari itu dan ketika mengunjungi Museum Louvre keesokan harinya. Hal ini saya lakukan dan saya pelajari dari penjaga museum yang mengingatkan saya untuk menaruh tas ransel saya di depan. Karena dia tau saya sedang diincar pencopet. Begitu juga seorang ibu yang sedang sangat fokus dengan lukisan Monet dan Van Gogh yang sedang dipamerkan.
Karena rasa ingin tahu, saya ajak dia ngobrol sejenak dan dia memberi tau ciri-ciri pencopet seperti tersebut. Ketika dia mengingatkan saya, pencopet tersebut bersama pasangannya seorang wanita cantik bergegas kabur. Dari awal saya kira mereka sangat asyik berpacaran. Mereka beberapa kali berciuman dan tampak sangat mesra. Saya pikir mereka lupa, kalau tempat ini museum. Ternyata itu salah satu trik mereka untuk mengalihkan perhatian calon korbannya.
Ternyata copet sekarang sudah makin pintar beraksi. Banyak cara yang mereka lakukan ketika saya jalan-jalan di Champ De Ellyse, jalan utama pusat perbelanjaan di Paris. Saat menunggu teman saya berbelanja. Saya juga melihat tiga orang pria dengan tampilan yang keren sambil mengobrol sok asyik, namun matanya fokus memperhatikan semua orang yang lewat.
Kemudian mereka menemukan mangsa, seorang ibu-ibu yang sedang sibuk dengan anak lelakinya yang digandeng dan tampak rewel. Satu orang langsung mengajak ibu tersebut ngobrol dan bertanya macam-macam. Yang dua orang berjalan mengiringi mereka di belakang tanpa ibu tersebut sadari. Sembari mata mereka fokus ke tas ibu yang menggantung di samping. Kebetulan jalanan sedang agak ramai. Ketika mereka makin mendekat, teman saya datang dan saya harus pergi. Saya hanya dapat berdoa semoga ibu tersebut tidak menjadi korban selanjutnya.
Tak hanya di Paris
Aksi pencopet tak hanya di Paris. Ketika tahun lalu bersama teman di Roma, ada tiga cewek cantik usia 20-an, dengan pakaian seksi dan tampak high class, sambil jalan ngobrol sangat ramai. Dan ketika berpapasan dengan kami, mereka memepet Bapak yang berada di depan saya yang terpesona akan kecantikan dan body mereka. Kebetulan saya berada di belakang Bapak tersebut. Ketika mereka ingin beraksi, saya langsung teriak dan ingatkan si Bapak. Bapak yang awalnya terpesona langsung sadar dan pegang dompet di kantong belakangnya. Cewek-cewek tersebut langsung melihat saya dan pergi dengan muka asam.
Lain lagi cerita di Barcelona. Teman saya benar-benar kehilangan. Saat tiba di stasiun kereta dari Madrid. Dalam kondisi lapar, salah satu ibu rombongan kami bersama ada dua anaknya, sibuk cari makan. Dan baru sadar tasnya yang berisi barang-barang berharga hilang, saat hendak melanjutkan perjalanan.
Kejadian yang lebih parah saat sarapan di hotel lumayan ternama di kota yang sama. Ketika kami sedang sarapan pagi melihat tiga orang pria usia 30 sampai 50 tahun. Mereka turun dari atas lewat lift dan duduk di dekat meja kami. Namun mereka tidak langsung sarapan tapi malah ngobrol di meja sebelah teman saya. Salah seorang teman saya menaruh tas brandednya di bawah meja yang bersebelahan dengan meja mereka.
Saat sedang makan, tiba-tiba teman yang sedang merokok di luar teriak kalau tas teman saya dibawa kabur orang tersebut. Karena dia tau itu tas teman saya. Dan dari awal sudah curiga. Kami reflek langsung mengejar.
Mereka yang awalnya jalan cepat langsung berlari. Namun 2 orang terjebak di jalan buntu. Kebetulan saat itu ada patroli polisi yang lewat. Setelah diberi beberapa pukulan, langsung dilerai polisi. Pencopet tersebut langsung diborgol. Sedangkan yang 1 orang lagi menghilang. Ternyata mereka tidak menginap di hotel tersebut. Setelah dilihat di kamera CCTV, mereka hanya berpura-pura naik ke atas terus turun lagi dan mengincar penghuni hotel. Setelah di-BAP, tas teman saya dikembalikan dan kedua pencopet tersebut ditahan.
Jadi ada banyak cara pencopet beraksi. Untuk traveller dimanapun dan kapanpun harus selalu hati-hati dan waspada serta selalu menjaga barang bawaannya. Agar kejadian yang menimpa banyak turis ini tidak terjadi pada anda. (zh)
Comments
Post a Comment